Akhirnya Selesai Juga: Boys Before Flowers
By cKPertengahan bulan Maret kemarin saya menemukan film bagus, Boys Before Flowers (꽃보다 남자, Kkot boda Namja), drama Korea yang diadaptasi dari komik Hana Yori Dango yang telah dibuatkan versi drama Taiwan (Meteor Garden) dan dorama Jepang (Boys Over Flowers). Kebetulan saya menonton kedua versi yang saya sebutkan, sehingga saya penasaran ingin mengetahui yang versi Korea.
Masih dengan cerita yang sama, berawal dari Geum Jang Di (Koo Hye Sun) mendapatkan beasiswa bersekolah di Shinwa School, sekolah paling elite di Korea. Ia mendapatkan semua itu karena berhasil menyelamatkan siswa yang menjadi korban ejekan dan kekerasan di Shinwa School. Kehidupannya berubah setelah memasuki sekolah tersebut.
Jan Di bertemu dengan Gu Jun Pyo (Lee Min Ho), pemimpin dari F4, genk tajir yang terdiri dari Jun Pyo, Song Woo Bin (Kim Joon), So Yi Jeong (Kim Bum), dan Yun Ji Hoo (Kim Hyun-Joong). Keempat pemuda ini ditakuti satu sekolah karena memiliki kekuasaan. Terlebih lagi Jun Pyo adalah pemuda egois yang bertindak sewenang-wenang. Karena membela temannya, Jan Di mendapat kartu merah, kartu yang paling ditakuti satu sekolah. Kartu merah berarti akhir dari segalanya. Setiap murid yang mendapat kartu merah berarti bebas diperlakukan apa saja oleh satu sekolah, termasuk dalam hal kekerasan.
Jan Di dikerjai mulai dari hal kecil, seperti meja belajar di sekolahnya yang disembunyikan, dilempari telur dan tepung, hingga percobaan pemerkosaan. Di tengah-tengah bullying yang ia dapat dari teman-teman sekolahnya, ada satu anggota F4 yang tak disangka membantunya. Ji Hoo kerapkali membantu Jan Di walaupun itu tidak disengaja dan Jan Di pun jatuh cinta dengan pemuda dingin tersebut.
Lain lagi dengan Jun Pyo, keberanian yang dimiliki Jan Di membuat cowok rese ini mulai melirik Jan Di. Perilaku Jan Di justru membuat Jun Pyo semakin ingin memiliki Jan Di. Drama demi drama pun terjadi.
Dari semua film Hana Yori Dango yang saya tonton, menurut saya versi Korea-lah yang terbaik. Mungkin karena telah melewati beberapa versi, sehingga produser film ini menggarap versi Korea dengan sedemikian rupa. Beberapa perubahan dibuat dalam film ini, mengenai hobi berenang Jan Di, tidak ditemui di film-film sebelumnya. Jalan ceritanya pun dibuat berbeda dari versi Taiwan dan Jepang.
Dalam pemilihan tokoh F4 dan Geum Jan Di, F4 versi Korea hampir menyamai versi Taiwan (yang semuanya notabene keren-keren). Sedangkan versi Jepang, walau saya akui Matsu Jun memainkan tokoh Tsukasa Domyouji (Jun Pyo/Dao Ming Si) dengan baik, tapi menurut saya kurang gagah untuk seorang Tsukasa. Dan beberapa F4 versi Jepang lainnya -maaf- kurang dapat membangun aura F4 itu sendiri. Tapi Makino Tsukushi (Jan Di/Shan Chai) yang diperankan oleh Mao Inoue sangat pas ketika memerankan Makino, walaupun menurut saya kelewat cantik, karena tokoh utama wanita dalam cerita Hana Yori Dango -yang saya tangkap- seharusnya tidak cantik, tetapi manis dan lucu.
Sedangkan Meteor Garden, Hana Yori Dango versi Taiwan, filmnya tidak diragukan lagi. Jaman saya SMA, siapa yang tidak tahu Meteor Garden. Bahkan teman sekelas saya berebutan untuk menonton VCD (jaman dulu ya, masih VCD bok! DVD mahal!) Meteor Garden. Saya pun akhirnya mencoba meminjam dan menonton film tersebut. Benar saja, film ini memang dapat membuat cewek termehek-mehek.
Ketika versi anime Hana Yori Dango keluar, saya justru tidak menontonnya. Tetapi ketika versi live-action Jepang dirilis, saya memburu DVD-nya. Setiap versi memiliki jalan cerita yang unik dan saya suka membandingkan satu sama lain. Sebenarnya versi Indonesia-nya ada, judulnya Siapa Takut Jatuh Cinta. Tapi saya anggap gagal selain ceritanya aneh, sinetron ini juga tidak mendapat hak cipta resmi dari Yoko Kamio, sang pengarang Hana Yori Dango.
Nah, bagi yang ingin mencoba menonton versi Korea, kalian bisa mencari di situs aja-aja.com. Situs ini lengkap menyediakan film, music video, sampai soundtrack Boys Over Flowers. Bagi yang ingin coba menonton, klik di sini aja.
Akhirnya selama 2 minggu saya berkutat dengan film ini (dan membiarkan beberapa donlotan film lain terbengkalai), selesai juga saya tonton. Tetapi saya puas dengan film ini. Cukup menghibur dan bisa membuat saya tertawa terbahak-bahak.
Bagi yang masih bingung dengan penokohan, nih saya buat beberapa keterangan penokohan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar